"pelatihan penyuluh TBC yang digelar GOW Kota Tegal di Ruang Adipura, Rabu (30/7)."
KOTA TEGAL – Sebagai langkah strategis mendukung target nasional eliminasi Tuberkulosis (TBC) tahun 2030, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Tegal bersinergi dengan Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) menggelar pelatihan intensif bagi ratusan penyuluh. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Adipura, Komplek Balai Kota Tegal, pada Rabu (30/7/2025).
Sebanyak 153 peserta yang hadir merupakan representasi dari berbagai elemen masyarakat, terdiri dari 60 utusan anggota GOW, 32 Pokjaluh Kemenag lintas agama, 27 kader TBC kelurahan, serta 34 anggota PPTI. Pelatihan ini bertujuan memperkuat kapasitas para kader dalam mendeteksi dan menanggulangi penyebaran TBC di Kota Tegal.
Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono, yang hadir bersama Wakil Wali Kota Tazkiyyatul Muthmainnah serta jajaran camat dan lurah, memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif ini. Menurutnya, kolaborasi antara GOW, PPTI, dan Kemenag membuktikan bahwa penanganan TBC melampaui sekadar urusan medis, melainkan juga menjadi tanggung jawab sosial dan spiritual.
“Para penyuluh ini adalah ujung tombak kita. Mereka hadir tidak hanya untuk memberi informasi, tetapi juga membangun harapan, menghapus stigma negatif di masyarakat, serta mendampingi pasien hingga sembuh total,” tegas Dedy Yon.
Lebih lanjut, Wali Kota menegaskan komitmen Pemerintah Kota Tegal untuk mendukung penuh program ini, mulai dari aspek edukasi, layanan kesehatan, hingga perbaikan sistem pelaporan. Ia berharap kolaborasi lintas sektor ini menjadi budaya baru dalam menghadapi tantangan kesehatan kota.
Di tempat yang sama, Ketua GOW Kota Tegal, Debby Firoeza Indiany, menekankan pentingnya strategi TOSS TBC (Temukan Obati Sampai Sembuh). Ia menjelaskan bahwa organisasi sosial kemasyarakatan memegang peran vital dalam pencegahan dan penemuan kasus baru.
“Kader penyuluh memerlukan bekal pengetahuan yang komprehensif agar mampu menjalankan manajemen kasus dengan baik. Kami berharap pelatihan ini menjadi titik awal gerakan yang masif, humanis, dan solutif agar Tegal menjadi kota yang sigap dalam urusan kesehatan,” ujar Debby.
Untuk membekali para peserta, panitia menghadirkan empat narasumber ahli. Materi strategi kemitraan disampaikan oleh dr. Hartanto, M.Med.Sc, dilanjutkan dengan pembahasan deteksi dini oleh dr. Fullarini, Sp.P. Sementara itu, aspek manajemen pelaporan dipaparkan oleh Taryuli, S.Tr.Keb, dan sesi evaluasi monitoring kasus ditutup oleh dr. Abdal Hakim Tohari, Sp.KFR., MMR.
← Kembali ke Berita